“oo… aku pengen ke Australia…”
Jawabanku nongol seenak jidat dan maha ga nyambung.
---
Btw selamat buat semua anak-anak SMU yang udah lulus kemaren, maaf kakak sangat terlambat mengucapkan hal ini pada kalian (berasa tuaaaa banget), tapi kan ada istilah lebih baik terlambat daripada sangat terlambat (digampar guru Bahasa Indonesia). Denger2 kabar sih anak-anak SMU sekarang udah pada pinter, buktinya persentasi ga lulusnya sedikit sekali, ga kaya tahun2 sebelumnya dimana banyak berita anak SMU ga lulus trus pingsan-pingsan.

Jadi inget deh pas masa aku lulus2an sekolah dulu, malemnya tidur ga enak, makan ga nyenyak (eh kebalik ya? Ga penting juga), gimana bisa nyaman, coz di malam sebelum pengemuman beredar berbagai macam kabar yang ga bagus dikonsumsi kuping, kata kabar angin sih, banyak banget yang ga lulus tahun itu, bahkan entah angin siapa yang tidak bertanggung jawab berhembus mengatakan, persentase yang tidak lulus nyampe 50% siswa. Pas denger kabar paling gila itu, aku berhitung secara analisa,
Pertama, Jumlah siswa yang berkelamin perempuan di sekolahanku lebih banyak, dan Perempuan biasanya banyak yang lebih pintar dalam akademis dibanding laki-laki,
Kesimpulan :
Aku laki-laki, jadi pantas ketar-ketir.
Kedua, anak yang rajin masuk sekolah dan berprestasi akan coba dibantu oleh sekolah secara maksimal, jadi anak golongan ini sedikit lebih tenang.
Kesimpulan :
Aku yang prestasi masa SMPnya, dapet ranking cuma sekali, itupun peringkat 10 yang ketiga!. Lalu aku ingat juga memiliki rekor fantastis yang mungkin sulit diterima akal sehat, yaitu mematahkan lembing kayu dengan punggung sebanyak 3 kali pada saat pengambilan nilai lompat tinggi, namun setelah sadar hal itu malah memberatkan kelulusanku.
Aku jelas tambah parno.
Belum lagi prestasi SMU yang notabene ga kalah keren, dengan hiasan warna-warni di raport dan beberapa kali bolos sekolah.
Aku meyakini, hanya jika ada sebuah keajaiban lah aku masuk ke 50% siswa yang lulus.
Ketiga, anak yang jago nyontek dan curang saat ujian ada kemungkinan akan mendapat nilai ujian yang bagus.
Kesimpulan :
Untuk hal yang satu ini aku bisa tersenyum lega, aku cukup jagoan!. Tapi bukannya pas ujian nasional kita ga bisa berkutik karena pengawasnya banyak?
*gluk* nelen ludah.
Keempat, anak yang terlahir dari keluarga yang terpandang ato dalam bahasa kasar Anak Pejabat, ada kemungkinan bisa lulus karena dibantu.
Kesimpulan :
Emang ngaruh ya?, yahh walaupun ga ngaruh, tapi sebagai anak yang bapaknya punya jabatan pegawai biasa, aku cuma bisa berharap, jabatan bapak di mata Tuhan lebih tinggi dari jabatannya saat didunia kerja.
Kesimpulan finalnya adalah, Semakin beranalisa, semakin pula aku tidak menemukan hal positif yang bisa membuatku yakin akan kelulusan esok hari.
The judgement day akhirnya tiba, murid-murid tidak diperkenankan memasuki gerbang sekolah. Aturanya hanya orang tua ataupun orang tua wali yang boleh masuk untuk menerima amplop kelulusan. Alhasil, aku dan beberapa murid lain hanya bisa memandangi gedung sekolah dari balik pagar. “mungkin gini ya rasanya jadi tukang bakwan yang hanya bisa liatin sekolahan dari luar, tanpa boleh masuk sama sekali?” seletukku pada seorang teman sambil nyengir2 najong buat membunuh rasa khawatir.
Temanku menyahut datar, “kalau ga lulus, kamu bisa aja kok, langsung buka lapak jadi tukang bakwan baru tanpa harus menerka-nerka rasanya gimana”
Aku menoleh padanya, mentapap haru dan penuh rasa kemanusiaan berucap,
“monyet lu!”
---
Setelah cukup lama menanti, beberapa orang tua murid tampak keluar gedung dan berjalan melewati halaman sekolah yang cukup panjang. Beberapa murid yang ngeliat utusan mereka keluar gedung, langsung jerit-jerit histeris, kaya simpanse yang kebelet kawin tapi ga punya pasangan.
Beberapa teman yang sudah melihat hasilnya langsung memunculkan emosi beragam, ada yang langsung teriak-teriak sambil jingkrak2, ada yang teriak-teriak sambil memeluk sahabat2nya, ada juga yang teriak minta tolong, karena tanpa sadar malah nyemplung di got sekolah. Yang nangis tiba-tiba juga banyak, bukan hanya murid perempuan, seorang murid laki-laki yang bertampang preman, langsung menangis tersedu-sedu ketika tau dirinya lulus.
In miracle momment kaya ginilah seseorang akan memunculkan reaksi beragam, aku sih sudah mempersiapkan beberapa gaya yang cukup keren pas tau lulus nanti, mungkin dengan cara berlari keliling sambil senam pogo ala ska, ato buka baju sambil muter2in di udara kaya adegan film India. tapi letak masalahnya bukanlah gaya, masalah utamanya adalah aku hanya belum tentu lulus! Huhu.
Setelah cukup lama menanti, akhirnya ibu-ku yang seorang guru SD itu terlihat keluar dari gedung. Aku berlari menuju gerbang sekolah, diiringi teman-teman seperjuangan yang menyadari kehadiran ibu-ku. Dari jarak 200 meter, ibuku memasang senyum kecut sambil menggelengkan kepala menatap ke arah tempatku berdiri, itu pertanda buruk!, aku tau hal itu karena ibu sangat jarang mengeluarkan ekspresi aneh seperti hari itu. Mampus.. aku akan dipermalukan didepan teman-temanku.
Ibu menyerahkan amplop ketanganku sambil menggelengkan kepalanya, oh tidak! Ini sudah sangat buruk batinku. Teman-temanku mulai berteriak-teriak tidak jelas, “buka… buka… buka…”
Krek…
Amplop itu malah sobek saking paniknya, dan…
Aku diam beberapa saat memandangi barisan huruf dilembaran kertas yang terdapat didalam amplop kematian tadi, disana tertera namaku. Dan sebuah huruf bercetak tebal dan bergaris…
LULUS
Aku langsung memeluk ibu dengan mata yang berkaca-kaca, aku melihat wajah beliau dalam-dalam yang juga terlihat senang bercampur haru. Aku pun menoleh pada teman-temanku yang sedari tadi berkumpul dibelakangku, kami melompat bersama-sama dengan riang gembira.

---
Hingga hari ini, dengan mengingat sebuah miracle momment akan membuat kita merasa berharga dan bahagia. Efek lebih jauhnya, kita merasa fresh, bersemangat dan kembali berjuang untuk mewujudkan keajaiban-keajaiban baru dimasa mendatang. Satu hal yang aku pelajari, disaat kita bahagia dan bangga dengan sebuah prestasi yang kita dapat, ingatlah, orang tuamu dan orang2 yang menyayangimu ikut merasakannya dan bahkan jauh lebih besar dari perasaan yang kamu rasakan saat itu, jadi berjuanglah untuk mereka. Trust me…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar