Sabtu, 28 Januari 2012

The Darkest Hour.

The Darkest Hour.

The Darkest Hour.
Directed by: Chris Gorak.
Produced by: Timur Bekmambetov and Tom Jacobson.
Starring: Emile Hirsch, Olivia Thirlby, Rachael Taylor, Max Minghella, Joel Kinnaman.
Release Date: 25 December 2011. (USA)
Durasi: 89 Minutes.
Budget: $30 Million.

Hahhh. Akhirnya, aku bisa menonton film ini pada 30 Desember kemarin, (kayaknya sih premiere di Indonesia.) karena memenangkan kuis di Cinemags. Terimakasih Cinemags!! The Darkest Hour sendiri akan baru tayang di bioskop Indonesia pada (kalau nggak salah ya,) 7 Januari. So I'm one of the person that watched this movie for the first time in Indonesia. HAUHAHUAHAUHAUAHA. Yuk, mareee kita simak film ini baik-baik.




Sean (Emile Hirsh) dan Ben (Minghella) pergi ke Moscow untuk mempresentasikan website mereka ke suatu perusahaan bisnis. Saat pertama masuk ke kantor, ternyata sang pembisnis, Skyler (Kinnaman) membajak hasil buatan website mereka dan menyuruh mereka pergi. Impian Sean dan Ben menjadi orang sukses terhapus sudah. Di waktu yang sama, Seorang turis bernama Natalie (Thirlby) dan Anne (Taylor) yang tidak tahu apa-apa mengenai Moscow bertemu dengan Sean dan Ben di suatu klub lewat website yang dibuat Sean dan Ben. Dari situ, mereka akhirnya berkenalan. Pada malamnya, listrik di hampir semua lokasi Moscow padam. Tak tahunya, tiba-tiba muncul banyak segelintir cahaya yang sekilas terlihat seperti bintang jatuh namun ternyata....... *jeng jeng jeng jeng* cahaya tersebut adalah.... ALIEN! yap, A-L-I-E-N. Alien ini menyerap energi listrik sehingga membuat listrik di Moscow (Bahkan di seluruh dunia) mati. Namun, hebatnya, Alien ini INVISIBLE. Manusia tidak tahu dimana alien ini berada. Di sepanjang film ini, di jelaskan (dan juga sekalian, kita belajar fisika+kimia) tentang bagaimana mengakali keberadaan sang Alien... dan for the rest of the story, you can guess it.


Aliennya tuh, yang glowing banget.
Review: Many movies showing the Alien's looks like. Many people described that Aliens have big-diamond eyes, and they eat people. Uniknya di film ini, Alien sama sekali tidak terlihat. As you can see, Alien yang memercikan cahaya api dan listrik ini bahkan tidak terlihat punya kaki atau badan. And it works! Alien yang tidak terlihat menambah ketegangan sendiri untuk film ini. Bayangin dong, kita nggak bisa kemana-mana kan kalo Aliennya tidak terlihat? Poin plus lainnya: kamera lihai nge-shoot panorama Moscow (Sama kerennya dengan MI4, you can see it on my previous post). Bener-bener 'ngiklanin' Moscow. Tapi.....saking lihai nge-shoot, kalau kita jeli, iklan McDonalds dan EF ada dimana-mana dan its official, they are sponsors. Siapa juga yang nggak mau numpang lewat di film yang di bilang ditunggu-tunggu ini? Selebihnya, efek visual dan audio sangat mengagumkan. Wah. Bikin deg-degan banget deh.
Namun.... banyak sekali negative points! Wanna check it out? Let's read together.
1. Karakter yang lemes banget. I don't see
something special in them, just 4 young people who can't read the map. Ok, mari kita jabarkan.
a. Karakter Natalie dan Anne di film ini sama sekali nggak ada gunanya. Mengingat di sepanjang film mereka tidak membantu sama sekali, mereka juga hanya bisa berteriak histeris. Bukannya meringankan masalah, malah bikin ribet.

b. Sebagai karakter utama film ini, yang bereperan justru aktor Russia yang membantu mereka untuk melawan dan membunuh alien ini satu-satu.

c. Skyler yang mengkhianati Sean dan Ben malah kelihatan lebih jago nyalinya. Di suatu scene mungkin kalian akan mikir, "Ini si Skyler maunya apa sih?" tapi mungkin, pertanyaan itu akan terjawab stlh kalian menonton adegan lanjutannya.

d. Sepertinya karakter yang  akan dibunuh tidak di rencanakan dengan baik. Ketika Ben mati, ternyata Anne juga mati. Sisanya cuma Natalie dan Sean. Intinya ya Natalie sama Sean doang.

2. Lemahnya alur cerita. In this case, we can see the similarity with Tron: Legacy. Ya,ya. Efek bagus, check! Karakter lemah, check! Background keren, check! Alur cerita weird, check!
Film ini akan menimbulkan pertanyaan: "Masa filmnya begitu doang sih?" Eheh.

3. Dialog dan Adegan nggak penting. You will scream out loud: "WHAAAAAAAT?!!!!!!"
Ketika adegan Sean mau nyium Natalie pas mau ending. Gila, masih sempet-sempet aja ya. Dunia udah ancur karena Invisible Alien yang merusak segalanya, ada aja 2 remaja yang mau ciuman. Note: Untuk semua film hollywood, khususnya, adegan ciuman itu nggak harus ada kok. Asalkan ada atmosphere menegangkan, film pasti bakalan diterima secara baik-baik. Dan yah, I hate the ending.
Film ini seenggaknya, mengenalkan kita tentang taktik ketika melawan alien yang tidak terlihat. Satu-satunya moral yang tersirat dalam film ini cuma itu. Padahal... efeknya udah keren. Sayang sekali. This movie, got 2.5 of 5 stars. Awalnya aku tertarik karena akan menampilkan Emile Hirsch. Tapi ternyata, akting doi disini biasa-biasa aja. *nangis*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar