a baku. Saya menyukai ide ceritanya. Kekerasan dalam keluarga, persahabatan, percintaan. Namun sayangnya, banyak hal juga yang saya kurang suka dari buku ini:
1. Banyaknya CAPSLOCK di buku ini membuat saya pusing.
2. Sang Karakter, Leo, sangatlah LABIL. Ia tidak bisa memutuskan mana
yang baik dan benar, tidak berpikir sebelum bertindak. Hanya menggunakan
emosi saja. Bisanya marah-marah sama bentak orang.
3. Terlalu drama. Buku ini kebanyakan cengengnya. Dan banyak perpindahan
emosi yang tidak masuk akal, seperti saat Ibu Iris sedih mengenang
Iris, tiba-tiba saja beliau berkata: "Dan si Spiza-Spiza itu.... dan
teman-temannya...sampai sekarang tidak ibu maafkan, Nak....
Tidak...TIDAK AKAN PERNAH!! IBU USIR MEREKA! SURUH MEREKA BERTOBAT
SENDIRI DULU...." lalu, "IBU INGIN SEKALI MEREKA JUGA MATI!!!" -Hal.
187. Mengenai sifat Ibu Iris ini, sayang sekali. Beliau seperti anak
kecil yang meronta-ronta ingin beli permen. Harusnya jika memang Iris
meninggal, yang beliau katakan adalah: "Saya menerima kenyataan bahwa
Iris sudah meninggal.. Saya juga sudah menerima permohonan maaf sang
penabrak.. Walaupun berat rasanya..." Kan lebih Tough. Seorang Ibu harus
kuat dong! *Kayak udah pernah jadi ibu aja, hehehehe*
Sejauh ini, Aku terhibur dengan inti ceritanya. Kemarahan dan
Balas dendam... Keren banget kalau di campur! (Di tambah lagi banyak
excerpt dengan penulisan keren!)
But I'm sorry but this is not kind of book I like.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar