Senin, 30 Januari 2012

CATATAN MIRIS

Kalau kalian sempet nontonin berita akhir2 ini, dijamin senyum kalian langsung hilang!. Entah kenapa berita yang disampaikan pembawa berita yang umumnya manis2 kaya gula jawa terdengar sangat nano-nano tanpa rasa manis. Belum juga reda ekspresi heran campur bingung menyaksikan kenyataan pahit pembangunan ruang sidang gedung anggota dewan yang harganya buseeet banget itu, beneran saya sampai sekarang masih ga percaya harga kamar mandi sampai 2M!! DUA EM!! DUA MILYAR BEGOO!! Itu baru kamar mandinya aja, apa didalemnya pake fasilitas di cebokin habis BAB kali ya?? Atau jangan2 tolietnya dilapisi emas biar matching sama hasil pembuangan yang warnya kadang2 emas :p.

Fuh… belum sempat mingkem eh kita udah dikejutkan lagi dengan tindakan anarkis di beberapa daerah di Indonesia. Mangap lagi dah.

Jadi kalau kita bisa membandingkan kembali kondisi sekarang dengan iming2 politik yang di koar2kan saat orasi dulu, sudah jelas ini sangat jauh menyimpang. Bukannya dulu semua calon pemimpin kita menjanjikan bahwa Indonesia akan damai, bebas KKN, rakyat sejahtera, harga2 akan turun termasuk harga mahar pernikahan (ngarep banget), Pokoknya keren2 habis janjinya. Toh semua cuma sebatas tulisan konsep diatas kertas yang habis dibaca lalu dijadikan bungkus kacang. Sigh.

Belum sempat mingkem lagi eh… ada lagi ulah gila terbaru ala Apriani yang doyan ngebut pake Xenia sambil mabok, awalnya saya positif thinking “ah.. mungkin ni orang lagi latian buat mecahin rekor dunia balap mobil sambil mabok” tapi setelah googling dan tau kalo ga ada rekor dunia yang begituan, saya tau kalau ada sesuatu yang salah, dan kita tahu kabar duka selanjutnya, Xenia maut itu ternyata menghabisi 9 nyawa tidak berdosa! Astagfirulloh… Sumpah saya gak bangga begitu tau berita ini bersaing dengan berita 2 bom mobil di Iran yang menewaskan 30 orang.

And finally…
Seperti tidak puas hanya menjadi penonton di televisi, akhirnya daerah tempat saya menetap saat ini, Bima, ikut2an jadi headline (lagi). Setelah sebelumnya terjadi insiden pemblokiran pelabuhan Sape yang mengakibatkan 2 nyawa melayang, kali ini aksi lanjutan yang lebih besar terjadi.

Kamis 26 Januari 2012,
Raba Bima, tepat pukul 12 siang situasi kota tiba2 saja berubah menjadi ramai oleh beberapa rombongan sepedah motor yang langsung membentuk barisan di jalan utama kota. (Jalan Soekarno-Hatta. RED). Iring2an masa yang telah diduga sebelumnya ini awalnya tidak mengkhawatirkan. Namun beberapa saat kemudian ribuan orang berdatangan dari segala penjuru dengan berjalan kaki lalu berkumpul tepat di sekitaran komplek perkantoran Bupati Bima. Teriakan-teriakan orasi langsung membahana dilangit kota mengatasnamakan warga Sape yang merasa tertindas. Saya terbujur membeku melihat tatapan sang peneriak yang sepertinya sangat emosional.



Entah akhirnya siapa yang memulai aksi penerobosan kedalam komplek perkantoran, situasinya begitu cepat. Massa dengan nekat menerobos barikade polisi yang diiringi suara tembakan peringatan ke udara. Situasi mulai mencekam. Beberapa orang terdepan nyatanya sudah siap dengan berbotol bensin, batu, parang dan segala sesuatu yang seharusnya tidak di bawa saat melakukan demonstrasi. Beberapa Polisi yang berjaga pun mulai kewalahan karena kalah jumlah dan persenjataan yang kabarnya setelah insiden berdarah di Sape, senjata mereka ditarik.

Dan memang tidak butuh waktu lama untuk membuat gedung megah itu hangus, hanya butuh 2 jam saja, malah langit kota yang tadinya biru berubah menjadi coklat penuh asap dengan abu bekas pembakaran yang beterbangan sebagai pelengkap. Api yang terus menjilati gedung itu seperti amarah yang tak tertahan. Entah apa juga salah gedung itu? Bukannya gedung itu simbol kekuatan kabupaten Bima? Kalau gedung itu hancur? Apa bukannya sama dengan mengahncurkan kekuatan daerah sendiri?.

Jadi jangan hitung kerugian material, sudah pasti banyak. Kabarnya saja untuk kantor KPU yang ikut hangus, ada setidaknya 10 unit laptop, beberapa komputer meja. Bukan masalah barangnya saja. Data pemilu dan data penting lainnya sudah pasti tidak bisa diselamatkan. Seperti kata Pertamina yang jualan bensin buat bakar gedungnya,
mulai dari “0” ya pak!.

Tetapi untungnya situasi panas itu tidak merambah ke aksi2 yang lebih anarkis lagi. Semua langsung berangsur2 normal hanya dalam hitungan jam saja, sepertinya ditempat ini hal seperti itu sudah biasa dan bisa dimaklumi.mmm…..

Yaa… itulah, Itu hanya sudut pandang saya sebagai masyarakat awam yang memang norak bisa melihat tindakan anarkis secara live. Maklum saya dibesarkan ditengah keluarga yang hampir tidak pernah ada keributan, semua damai adem ayem sampai sekarang, karena disetiap kesempatan kedua orang tua saya selalu menanamkan dan memberikan contoh nyata sikap saling menyayangi kepada semua orang. Tidak boleh dendam, apalagi sampai berbuat kasar ala preman. Begitulah…

Jadi mikir…
Apa orang2 yang anarkis itu tidak mempunyai contoh yang baik ya?
Orang tua-nya?
Pemimpin lingkungannya?
Pemimpin daerahnya?
Presiden?

Entahlah…
Lama2 hidup ini mulai susah untuk ditertawakan lagi

Catatan miris
IMONCK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar