Pasti ada jutaan kuman didalemnya, belom lagi kalau mereka rame2 buang hajat, wow pasti mengerikan banget!
Yah.. aku dan beberapa partnerku (Bang Joe, Zoel dan Fitri) baru habis hitungin duit orang se-kantor, banyak juga ternyata. Faktanya uang memang sesuatu yang sangat berharga, buat beli motor juga pake uang, beli momogi juga pake uang, beli emas juga harus pake uang. Nah disinilah anehnya, kalau emas kudu di kasi pelicin dan di lap tiap hari biar selalu kemilau sehingga harga emasnya sesuai dengan tampilannya. Nah uang? Barang yang berharga ini ternyata sangat mengerikan, Malah tampilannya lebih banyak tidak meyakinkan, lecek, kadang ada coretan iseng, kadang robek2 cacat, dan yang pasti uang sangat bau! Lebih bau dari ketek aura kasih (emang lo udah nyiumin monck? Kagak! Tapi aku sudah menjadikannya cita2 yang mulia dikemudian hari! Amiien…).
Kemarin mudik lagi ceritanya.
Kok sering banget kamu mudik monck?
Temen2 banyak banget yang komplain hal ini, yaa.. kalau masi ada waktu dan uang (lagi) kenapa ga mudik aja. Masalahnya bukan aku ga betah jadi penduduk di Bima, tapi aku hanya adalah anak mami yang ga bisa jauh dari orang tua. Itu saja (jujur).
Kalau dirumah selalu ada sesuatu yang menyenangkan, karena sebagai anak rumahan yang jorok, hidup dirumah sendiri berasa tinggal di surga. Baju kotor tinggal masukin ember entar juga bersih sendiri, piring kotor tinggal taruh sembarangan ntar pasti ilang, otak kotor? Tinggal nontonin spongebob sampe horny!. Hush!!. Saking berasa biasa, semua sudut dirumah sudah dihapal mati!
Suatu pagi yang lumayan dingin tepatnya 2 hari yang lalu, aku terbangun dan bersiap shalat shubuh. Bangun dari tempat tidur, kucek2 mata, jalan kaya zombie nurunin tangga, liatin ortu lagi shalat berjamaah, cuek… belok ke ruang makan, tembus dapur dan destinasi terakhir, kamar mandi dan klek! (mengunci kamar mandi). Selalu menyenangkan menghabiskan waktu di dalam kamar mandi imut ini, selain bebas ber-ekspresi nyanyi2 ga jelas, kita juga bisa ber-akting sambil ngaca2 narsis.
Pasti kalian juga sering melakukan hal yang sama kan?
Apa? Ga pernah? Hehe… (mulai khawatir akan kesehatan otakku) ehm.. cobain deh.. asik banget!! Cuma ga nanggung aja kalo jadi ketagihan dan akhirnya kalian dilariin ke dukun beranak (membela diri).

Seandainya saja kamar mandi dirumah bisa ngomong, mungkin dia bakalan mohon2 sama bapak, minta di adopsi keluarga lain yang lebih beradab. Huhu… dan mungkin karena ga bisa ngomong begitu, si kamar mandi imut itupun membalas dendam dengan cara yang lebih kejam tapi elegan. Setelah bernyanyi sedikit, menyikat gigi, mencuci muka dan ber-wudhu aku melangkah ke pintu keluar dan… eh.. kok ga bisa dibuka kunci-nya??. Errrgg… makin keras mencoba malah semakin ga bisa. Kenapa ini? Karena ga bisa dengan gaya buruh pasar akupun mencoba dengan cara halus, membelai2 mesra sambil kedip2, eh.. tetep aja ga ngaruh. Pintu laknat ga tau terima kasih!. Udah dikasi tinggal disini malah ngelunjak! Loh??.
Disaat seperti ini, bisa saja aku melompat2 girang dan menari hujan, tapi berhubung aku belum pemanasan, aku memilih untuk berteriak minta tolong. “maaaaq… maaaaq… maaaaq…”
Hening.
“maaaaaaaaqq…”
Masih hening.
“maaaaaaaaaaaaaaaaaqqq”
Tetep hening.
Mampus.
Sejenak berfikir untuk buang air dulu untuk memanfaatkan waktu. sayangnya perut belum mau berkontraksi maksimal. Akhirnya gedor2 pintu dari dalam sambil tereak yang lebih kenceng,
“maaaaaaaaqqqq…. Anakmu yang ganteng ini terkunci di kamar mandi..”
“Hei…kenapa pukul2 pintu?”
Suara bapak menegur di balik pintu.
(akhirnya) “ga tau kuncinya ga bisa dibuka…”
Aku memelas.
“loh? Kok bisa?”
Suara bapak terdengar lebih keras karena mendekat kearah pintu kamar mandi.
“di kunci kaya biasa, terus ga bisa dibuka…”
“wah… sulit kalau begini, harus dari dalam baru bisa”
Pintu itu coba di buka dari luar dengan cara yang kasar.
Setelah mencoba beberapa saat dan tidak menemukan hasil, bapak sepertinya mendapatkan sugesti suci dari film2 laga Hollywood. Bapak sedikit berteriak..
“PINTU HARUS DI DOBRAK!”
Wow… aku sudah membayangkan akan menyaksikan langsung adegan ala Bruce Willis ketika mengejar musuh yang mencoba bersembunyi.
Hening sejenak.

BRAAAAK!!
pintu sepertinya dihantam cukup keras.
Hening.
Sepertinya pintu ini cukup tangguh dari kelihatannya,
BRAAAAAAAK…
Benturan lebih keras. Pintu laknat itu masih tidak bergeming sedikitpun.
Ternyata aura membunuh kamar mandi ini masih lebih tangguh dari semangat 45 bapak.
“bisa??”
Aku bertanya sambil menutup kuping.
Hening kembali. Hanya ada suara tertawa cekikikan dikejauhan dari orang2 diluar.
Sangat kampret-lah.
Beberapa menit berlalu, akhirnya suara hantaman keras mengagetkanku.
BRAAAKKKKKKKK DARRR…
Tampaklah paman Hayun, adik dari bapak yang tinggal tidak jauh dari rumah. Tersenyum keren. Gaya beliau mirip terminator 2 yang kebanyakan makan (baca : gendut). Aku tersenyum kecut pada semua yang keliatannya berkumpul untuk menyaksikan orang ganteng terkunci dikamar mandi.
Sejak kejadian hari itu, aku mulai berfikir tentang realita film2 laga. Apa mungkin ya pintu bisa di dobrak dengan sekali tendang?. Nyatanya sering banget aktor2 semisal Van Damme, melakukan tendangan keras ke pintu dan langsung terbuka. Padahal kenyataan yang terjadi kemarin, ayahku yang punya badan lebih gede dari Arnold pas masih kelas 2 SD, ga bisa mendobrak pintu kamar mandi. Mmm… semua hal harus dibuktikan secara kongkrit ternyata.
Dari hal itu aku jadi berfikir apakah ciuman sehabis berantem akan lebih nikmat? Karena nyatanya pada setiap ending film laga selalu ada adegan nyosor bibir.
Masih penasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar