Pengarang: Windy Ariestanty.
Penerbit: GagasMedia.
Cetakan: 2011.
Tebal: 382 hal.
Awalnya tanpa kesengajaan menemui buku ini. Karena waktuku di Gramedia
nggak lama, jadi aku buru-buru dan langsung membawa buku ini dengan
spontan ke depan kasir. Dan menurutku, It's a really good and nice book
to spend with!
Dan, *ehm* Ini buku lokal pertama yang kubaca setelah Dan Hujan Pun
Berhenti, tahun lalu. Tapi keputusan ini bukan kuambil sembarangan,
alasan lainnya yaitu: Kejenuhan akan manusia bersayap dan wolverine
ataupun zombies ganteng yang memenuhi buku terjemahan. It so overrated, I
think. Jadilah, buku ini ku pilih untuk menemani di sela-sela bulan
Januari yang mulai menyeramkan. Hehehehe. Coba lihat kalender, 70 hari
lagi aku bakalan UN! *meringis*
Buku karya
kak Windy ini, selain menyuguhkan petualangan travelingnya, juga
menyiratkan pelajaran dalam bertemu dan berpisah antar orang yang tidak
kita kenal, namun menyadarkan kita bahwa suatu perkenalan atau suatu
awal tidak semudah berkata "Hai!". Seperti judulnya, Life Traveler
means, in every place, or in every moment, there are always the same
components; bonds, ataupun hal terkecil yang membentuk suatu chemistry.
Yang paling seru yaitu penjelasan kak Windy mengenai sasaran
travellingnya, plus foto-foto segar yang terpampang di tiap bab.
Bukan
hanya sebuah penuturan tentang tempat, makan, ataupun bangunan khas,
tapi juga merasakan cinta, kebersamaan, dan keberuntungan dalam
menjalankan detik demi detik di waktu yang sempit.